Diantara sifat Kuffar dan Munafiq: Berburuk Sangka Kepada Allah

وَقَالُوا إِنْ نَتَّبِعِ الْهُدَى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Dan mereka (kuffar Quraisy) berkata: “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami”. Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. Al-Qashah: 57

Dalam Ayat ini Allah mengabarkan perkataan kuffar Quraisy, alasan mereka tidak mau mengikuti hidayah dan beriman kepada Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam. Mereka berkata :

إِنْ نَتَّبِعِ الْهُدَى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا

“Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami”.

Mereka melihat bahwa Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam sendiri, tidak ada yang mengikuti kecuali beberapa orang, tidak ada yang mengikuti kecuali kaum yang lemah, fuqara dan budak, sementara semua manusia di seluruh penjuru menentang dan menyelisihi dakwah Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam, semua berada di atas agama nenek moyang, berada di atas peribadatan kepada selain Allah. Artinya, kalau kami beriman kepadamu wahai Muhammad, kami akan menghadapi permusuhan seluruh manusia dan tidak ada yang bisa mengalahkan mereka.

Perkataan ini menunjukkan salah satu sifat buruk mereka yaitu berburuk sangka (suu dzon kepada Allah) mereka berprasangka buruk bahwa Allah tidak akan menolong rasul-Nya, mereka berprasangka buruk bahwa Allah tidak akan memenangkan agama-Nya.

Maka sungguh, persangkaan mereka tidak lain adalah bisikan syaiton, Allah pasti akan menolong agama-Nya, Allah pasti akan meninggikan kalimat-Nya di muka bumi, dan pasti Rasul-Nya akan mendapat pertolongan dari Allah. Sebagaimana janji-Nya:

Benar janji Allah, dakwah Rasulullah terus bersinar, kemenangan-demi kemenangan, pertolongan demi pertolongan datang silih berganti sebagai bukti kebenaran dakwah Ar-Rasul saw.

Ketika mereka ungkapkan persangkaan buruk mereka, Allah ingatkan akan nikmat yang Allah berikan berupa keamanan dan ketentraman di negeri Makkah, agar mereka mau beribadah kepada Allah. Allah berfirman:

أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Dalam Surat Qurasy Allah juga mengingatkan nikmat keamanan atas mereka agar mereka beriman dan beribadah hanya kepada Allah, namun kebanyakan manusia lebih suka memilih kebinasaan daripada kebahagiaan dan keberuntungan. Allah berfirman:

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kakbah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Posted on Maret 13, 2012, in Tafsir Ayat. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar