Faedah Penting Kisah Perang Talut dan Jalut

1- Kisah ini diantara firman Allah yang menjelaskan tabiat buruk Yahudi sebagai kaum yang suka membantah Rasul-rasul Allah dan banyak bertanya dengan pertanyaan pengingkaran dan ketidakpuasanJihad fi sabilillah telah Allah syareatkan pada umat-umat terdahulu.

2- Dalam jihad syar’i disyareatkan adanya Imam yang telah dibai’at dengan bai’at yang Syar’i, karena jihad tidak akan tegak kecuali dengan pemimpin yang ditaati.

3- Tidak setiap orang pantas memegang kepemimpinan. Untuk menempati kedudukan itu disyararatkan memiliki sifat-sifat yang mendukung dalam menegakkah kekhilafahan Diantara sifat yang sangat penting dan mendasar adalah berilmu serta memiliki kesempurnaan pada akal dan badannya.

4- Allah tidak membiarkan seorang mengatakan dirinya beriman tanpa ujian kepadanya.

5- Perlunya menguji personil-personil tentara sebelum terjun ke tengah medan pertempuran agar diketahui sejauh mana tingkat ketaatan, kesabaran dan kesiapannya berjihad.

6-Allah menguji tentara Thalut dengan sebuah sungai, agar tidak meminumnya kecuali sekedar menghilangkan haus. Hasil dari ujian: Ada diantar a pasukan yang meminum air dengan melampaui batas, diantara mereka ada yang hanya sekedar menghilangkan haus dan ada diantara mereka yang tidak mengambil air sedikitpun.

7- Kisah sungai dan tentara thalut mengingatkan kita tentang hakekat dunia dan penghuninya. Seperti itulah dunia. Ada diantara manusia yang tenggelam dengan kehidupan dunia dan melupakan akhirat, ada yang mengambil dunia seperlunya dan ada yang tidak tergantung hatinya kepada dunia sedikitpun.

8- Seorang yang tertimpa kehausan yang sangat, terlebih suasana terik, ketika mendapatkan air hendaknya tidak meminum air dengan rakus dan tergesa, minumlah bertahap, sedikit demi sedikit agar tidak memadharatkannya.

9-Sangat pentingnya ketaatan kepada pemimpin dalam perkara yang ma’ruf untuk tegaknya Jihad

10-Kemenangan bukan pada banyaknya pasukan, namun kembali kepada kedekatan pasukan kepada Allah. Serupa dengan pertempuran Thalut dan Jalut, perang Badar di tahun 2 H. Kemenangan Allah berikan kepada kaum muslimin meskipun shahabat hanya berjumlah sekitar 315 orang sementara Quraisy sejumlah 1000 pasukan dengan persenjataan yang lengkap.

11-Pentingnya kesabaran dalam jihad menegakkan kalimat Allah, oleh karena itu Thalut beserta kaum mukminin meminta kepada Allah agar dicurahkan kesabaran.

12Pentingya Doa dalam keadaan perang, sebagaimana doa adalah senjata muslim di setiap saatnya.

13-Janganlah menjadikan harta sebagai timbangan untuk menilai kemuliaan atau kebenaran seseorang. Cara pandang seperti ini dianut ahlul jahiliyyah termasuk kaum Yahudi yang Allah kabarkan dalam kisah Thalut dan Jalut.

14-Tidak sepantasnya, bahkan tidak boleh meremehkan orang-orang lemah dalam dakwah. Ada di kalangan kaum dhu’afa orang-orang yang memiliki kemampuan dalam berdakwah, bahkan kalau kita menilik pengikut nabi dan Rasul kebanyakan mereka adalah kaum dhu’afa. Kita tidak pernah lupa siapa Bilal bin Rabah, Ammar bin Yasir dan tokoh-tokoh besar shahabat dari kaum Dhu’afa.

15-Iman kepada hari akhir dan perjumpaan dengan Allah adalah faktor pendorong yang sangat kuat untuk seorang beramal dan bersabar dalam menempuh segala ujian menegakkan kalimat Allah. Allah berfirman:

قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”

16-Allah mengutus Dawud sebagai Nabi dan Rasul-Nya setelah kisah peperangan Thalut dan Jalut.

17-Diantara hikmah disyareatkannya jihad adalah  mencegah atau memutuskan kerusakan yang dilakukan kaum kuffar  sehingga tegaklah keadilan dan berlangsunglah kehidupan dengan baik sebagaimana Allah firmankan di akhir kisah:

وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الأرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ

“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” Al-Baqarah: 251

18-Dipilihnya Thalut sebagai raja padahal ia seorang yang faqir, namun ia memiliki keluasan ilmu dan kekuatan sementara banyak pembesar Bani Israil yang memiliki harta dan kedudukan menunjukkan keutamaan ilmu atas harta dan kedudukan.

19-Kisah para nabi dan kaum mukminin terdahulu adalah hiburan bagi Rasul saw dan kaum mukminin dalam menegakkan kalimat Allah.

20-Kisah-kisah umat yang telah lalu serta perkara ghaib yang Allah sampaikan kepada Nabi-Nya adalah ayat atau bukti kenabian beliau. Allah berfirman:

تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ وَإِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ

“Itu adalah ayat-ayat Allah. Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.” Al-Baqarah: 252

Posted on Maret 12, 2013, in Kisah dan Ibroh and tagged , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Komentar ditutup.