Tercongkelnya Mata Qatadah, Mukjizat Seusai Perang Uhud

Abu Isma’il Muhammad Rijal Lc

Tahun Tiga Hijriyah, berkecamuk perang Uhud… perang itu sangat dahsyat, tentara Allah dan tentara syaiton berlaga, tentara Allah dipimpin Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sementara tentara syaiton dipimpin Abu Sufyan bin Harb –yang saat itu belum masuk islam[1].

Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya mendapat musibah dalam perang tersebut. Akan tetapi musibah yang menimpa sesungguhnya kebaikan bagi kaum muslimin.

Kurang lebih tujuh puluh sahabat gugur sebagai syuhada’, mereka dimakamkan di Uhud, diantara mereka Hamzah bin Abdul Muththalib paman Ar-Rasul, dan Mush’ab bin Umair, sementara sahabat-sahabat yang selamat mengalami luka-luka termasuk Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, bagian kepala beliau terluka dan sebagian gigi patah.

Salah seorang sahabat yang menyaksikan perang Uhud adalah sahabat Qatadah Radhiyallahu‘anhu. Nama beliau Qatadah bin An-Nu’man bin Zaid Al-Anshary Azh-Zhafari Radhiyallahu’anhu,[2] seorang sahabat mulia yang pernah pula mengikuti perang Badr tahun 2 Hijriyah, beliau bersaudara dengan Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu’anhu dari sisi ibunya.

Qotadah Radhiyallahu’anhu terluka dalam perang Uhud, mata beliau tercongkel. Bola mata Qotadah Radhiyallahu’anhu keluar bersama urat-uratnya, menjulur ke wajah beserta darah yang mengalir, buta, diiringi sakit tiada tara.  Innalillahi wa inna ilaihi raji’un!

Keluarga Qotadah Radhiyallahu’anhu hampir saja memotong dan membuang mata Qatadah Radhiyallahu’anhu yang buta, karena sakit semacam ini mustahil untuk disembuhkan.

Namun sebelum melakukannya Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam mendengar kabar apa yang akan dilakukan keluarga Qatadah, beliau pun melarangnya.

Dipanggillah Qotadah Radhiyallahu’anhu menghadap Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dengan telapak tangan beliau yang mulia, mata Qotadah didorong masuk ke dalam lobang mata kepalanya.

Subhanallah! Seketika itu pula sembuhlah mata Qatadah seperti tidak pernah terluka.[3] 

Sungguh mukjizat yang sangat menakjubkan. Maha suci Allah, mukjizat itu tidak mungkin dikalahkan atau dicapai oleh kehebatan ilmu kedokteran manapun.

(Dari buku: Kisah-kisah Menakjubkan dari Mukjizat Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam, Penyusun: Abu Isma’il Muhammad Rijal Lc)


[1] Abu Sufyan masuk islam di tahun penaklukan kota Makkah tahun 8 H.

[2] Meninggal pada tahun 23 H.

[3] Kisah ini diriwayatkan Abu Ya’la Al-Mushili dalam Al Musnad melalui jalan ‘Ashim bin Umar bin Qatadah dari bapaknya dari kakeknya. Al Albani menguatkan hadits ini dengan syawahidnya dalam takhrij beliau terhadap risalah Bidayatus Suul Fi Tafdhili Ar-Rasul Shalallahu’alaihi wa Sallam hal.42

Posted on Maret 18, 2012, in Kisah dan Ibroh. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar