Islam agama Seluruh Nabi dan Rasul

Abu Isma’il Muhammad Rijal

Islam secara syareat sebagaimana diterangkan para ulama adalah:

الإستسلام لله بالتوحيد والإنقياد له بالطاعة و البراءة من الشرك و أهله

Menyerahkan diri kepada Allah dengan mentahuhidkan-Nya, tuduk kepada Allah dengan ketaatan kepada-Nya, dan berlepas diri dari kesyirikan serta pelaku Syirik.

Agama Islam inilah yang didakwahkan seluruh nabi dan Rasul kepada ummatnya, dari rasul yang pertama hingga diutusnya penutup para nabi, Muhammad bin Abdillah saw.

Perbedaan yang ada hanya pada ahkam (hukum-hukum tata cara ibadah) yang memang Allah tetapkan berbeda sesuai dengan zaman dan keadaan masing-masing ummat, dan dengan diutusnya Nabi Muhammad saw terhapuslah semua hukum-hukum nabi-nabi terdahulu. Dalam sebuah Hadits Rasulullah bersabda:

وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

“Dan Para nabi adalah saudara dengan ibu-ibu yang berbeda namun agamanya satu.” HR. Al-Bukhari 3187

Makna hadits ini, Rasulullah saw menjelaskan bahwa semua nabi dan Rasul berada dalam satu pokok agama yaitu islam dengan maknanya secara syar’i: Menyerahkan diri kepada Allah dengan mentahuhidkan-Nya, tuduk kepada Allah dengan ketaatan kepada-Nya, dan berlepas diri dari kesyirikan serta pelaku Syirik, adapun dalam beberapa ahkam (tata cara ibadahnya) ada beberapa perbedaan.

 Sungguh, ini adalah keindahan islam. Sebuah kebahagiaan ketika seorang memeluk agama islam, agama seluruh nabi dan Rasul, alangkah bahagianya ketika kita masuk ke dalam jannah –insyaallah- bersama dengan Rasulullah saw dan semua nabi dan Rasul.

 Perhatikan saudaraku, ketika kaum yahudi demikian pula nasrani mengklaim bahwa Nabi Ibrahim As adalah Yahudi atau nasrani Allah membantah persangkaan mereka. Allah berfirman:

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلاَ نَصْرَانِيًّا وَلَكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus (berpaling dari kesyirikan) lagi muslim (berserah diri kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” Ali Imran:67.

Demikian pula Isa bin Maryam As, Demi Allah,,  beliau bukanlah nasrani, beliau tidak mengajarkan umatnya menyembah dirinya (Isa) tidak pula mengajarkan agar manusia menyembah Ibunya Maryam, yang beliau dakwahkan adalah islam, memerintahkan manusia untuk beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan peribadatan selainnya.

Nabi Isa berlepas diri dari ucapan dan keyakinan kaum nasrani, Allah berfirman:

وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِن دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِن كُنتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلاَ أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ (116) مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلاَّ مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُواْ اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَّا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنتَ أَنتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (117)

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang ilah (sesembahan) selain Allah?” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib”  Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu: “Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabb kalian”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Al-Maidah: 116-117

Nabi Isa As, yang kini masih hidup di langit, di akhir zaman beliau akan turun ke muka bumi menegakkan syareat islam beserta hukum-hukum yang dibawa Rasulullah saw, bahkan dengan tawadhu’ beliau shalat di belakang Imam Mahdi.

“… فبينما إمامهم قد تقدم يصلي بهم الصبح إذ نزل عليهم عيسى بن مريم الصبح فرجع ذلك الإمام ينكص يمشي القهقري ليتقدم عيسى يصلي بالناس فيضع عيسى يده بين كتفيه ثم يقول له تقدم فصل فإنها لك أقيمت فيصلي بهم إمامهم ….”

“… Maka tatkala imam mereka (Al-Mahdi) maju untuk mengimami shalat subuh, tiba-tiba turun pada mereka ‘Isa bin Maryam r, maka bergegas mundurlah imam mahdi ke belakang agar Nabi ‘Isa r mengimami manusia. Nabi ‘Isapun meletakkan tangan beliau di antara pundak Al-Mahdi seraya berkata: “Maju dan shalatlah, karena untukmu shalat ini ditegakkan.”

Nabi Musa As, salah seorang nabi termulia dari bani Isra’il, termasuk ulul ‘Azmi, agama yang beliau serukan kepada Fir’aun dan pengikutnya juga Islam. Namun mereka menolaknya, dan barulah Fir’aun bertaubat serta menyatakan keislaman di saat yang Allah tidak menerima lagi taubat. Perhatikan firman Allah berikut:

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنتُ أَنَّهُ لا إِلِهَ إِلاَّ الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَاْ مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya beriman bahwa tidak ada ilah melainkan ilah yang diimani oleh Bani Israel, dan saya termasuk kaum muslimin (orang-orang yang berserah diri kepada Allah)”. Yunus: 90

Perhatikan ucapan firaun di saat ajalnya, ia menyatakan dirinya seorang muslim, beriman kepada Musa As. Namun di di saat Allah tidak lagi menerima keislaman seseorang. Allah berfirman:

آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ

Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Yunus: 91

Inilah salah satu keindahan Islam, semua nabi dan Rasul menyerukan islam, memerintahkan umatnya mengesakan Allah dalam beribadah dan meninggalkan taghut, sesembahan selain Allah.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). An-Nahl: 36

Dalam Ayat yang lain Allah berfirman:

وَقَالُواْ كُونُواْ هُودًا أَوْ نَصَارَى تَهْتَدُواْ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (135) قُولُواْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ  مُسْلِمُونَ

Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah: “Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya “.

 

Posted on Februari 20, 2012, in Aqidah, Aqidah - Keindahan Islam. Bookmark the permalink. 1 Komentar.

  1. Prof Dr H M Sanusi Ibrahim

    Ini lah agama yang sesuai dengan fitrah dan akal manusia yang normal

Tinggalkan komentar