Aisar – Penuntun Mudah Meluruskan Lisan


Judul Buku: Aisar Penuntun Mudah Meluruskan Lisan Para Pembaca Al-Qur`an

Penyusun: Abu Hamid Fauzi Isnain

Tebal : 124 halaman
Fisik : 12 cm x 18 cm, UV, Soft Cover, Kertas: HVS 70 gram

Harga Banderol: Rp. 23.500
Penyusun: Abu Hamid Fauzi bin Isnain
Penerbit: Pustaka Ibnul Jazari

Menerapkan tajwid adalah kewajiban. Berdosalah yang tidak membaikkan bacaan Al-Qur’an. Karena dengan tajwid, Allah turunkan Al-Qur’an. Dan demikianlah ia kepada kita diajarkan. Tajwid adalah hiasan dalam bacaan. Melafazhkan Al-Qur’an dengannya adalah keindahan. Tajwid ialah memberikan hak-hak huruf kepada huruf. Berupa sifat yang dimiliki berikut hukumnya. Dan mengembalikan huruf pada makhrajnya. Terlebih dalam melafazhkan huruf yang serupa disertai dengan penyempurnaan bacaan tanpa takalluf, dan dengan lembut dalam pengucapan tidak ta’assuf. Ketahuilah, tidak ada penghalang antara tajwid dan meninggalkannya kecuali dengan sering berlatih agar lisan kita terbiasa.

Mukaddimah Penulis (Edisi Ketujuh Maret 2012):

……. apa yang kami susun ini bihamdillah telah tersebar di tengah-tengah kaum muslimin – sejak dicetaknya pertama kali Jumadats Tsaniyah 1430 H dengan nama AISAR, dan kemudian terlihat adanya manfaat yang dirasakan kaum muslimin di beberapa tempat dengan izin Alloh dan taufiq-Nya kemudian atas kesungguhan saudara-saudara kami, yang  mengajarkannya berbekal ilmu tajwid yang telah Alloh bukakan untuk mereka.

Saudaraku muslim, membaca Al Quran dengan tepat dan benar tidak akan diperoleh secara otodidak. Karena ilmu membaca Al Qur`an adalah sunnah muttaba’ah, yakni ilmu yang diwariskan dari Rasulullah kepada para shahabat, kemudian kepada para a`immatul qiro`ah (imam-imam ahli qiro`ah) setelah mereka dari masa-ke masa, hingga zaman kita ini dan seterusnya.

Berapa banyak buku telah disusun dengan bermacam ragam teori, metoda, dan sistematika untuk mengatasi buta huruf Al Quran dan mengantarkan seseorang untuk dapat membaca Kalamullah. Namun jika seseorang belajar otodidak/ tanpa dipandu oleh seorang guru yang mutqin (mumpuni) dalam bidang tersebut, maka ia akan terjatuh dalam banyak kekeliruan.

Dan manakala Alloh mudahkan jalan untuk safar  ke Negeri Yaman, duduk di sejumlah Daarul Hadits, berkesempatan untuk ber-talaqqi Al Quran dari ahlinya, dan menambah pengetahuan dalam ilmu tajwid dan qiro`ah, penulis merasa sangat terdorong untuk menilik kembali apa yang penulis terakan 3 tahun lalu dalam buku AISAR. dan  secara pribadi penulis  coba terapkan kepada beberapa rekan pemula di “Daarul Hadits”. Dari sinilah penulis dapati kekurangan-kekurangan pada cetakan sebelumnya yang mendorong penulis untuk berusaha memperbaiki, menyederhanakan, meluruskan ungkapan, memilih contoh-contoh yang lebih sesuai, menertibkannya dan demikian. Dan kepada Alloh saja penulis memohon pertolongan dalam mengayunkan langkah kecil dan sederhana ini, semoga terwujud apa yang diharapkan.

Namun betapapun upaya dicurahkan, kekurangan tetaplah akan menyertai karya manusia. Oleh sebab itu di setiap penerbitan, penulis berupaya untuk memperbaiki kekeliruan pada edisi-edisi sebelumnya.

Tidak luput penulis sampaikan, bahwa langkah AISAR bukan jejak pertama dalam bidang ini. Telah jauh berlalu tapak-tapak mereka para perintis dan pembuka jalan, jazahumullah khoiran. Namun, apa yang mereka karyakan jauh sebelum ini, tidaklah menutup pintu bagi siapapun untuk memberikan saham yang bermanfaat bagi umat.

Posted on April 22, 2012, in Buku Koleksi Pustaka. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Komentar ditutup.