PERANG MELAWAN YAHUDI ; pertempuaran akhir zaman, perang palestina

Yahudi adalah kaum yang sangat busuk. Allah sebutkan sifat-sifat jelek mereka dalam banyak ayat-ayat Al-Quran demikian pula Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam dalam sabda-sabda beliau yang mulia, agar kita berhati-hati dari makar-makar yahudi dan menjuhi sifat-sifat buruk mereka.

Bendera perang telah yahudi kibarkan dengan penuh keangkuhan, dihadapan mukminin. Makar dan permusuhan yahudi terus diarahkan kepada kaum muslimin, bahkan Rasulullah r pun tidak luput dari rencana jahat yahudi.

Disebutkan dalam referensi-referensi sirah sebab terjadinya perang yahudi bani Nadhir, bahwasannya usai perang Badr (Ramadhan 2 H) sekitar enam bulan, Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam mendatangi yahudi untuk membantu beliau membayar diyat atas kematian dua orang dari kabilah Kullab yang dibunuh oleh ‘Amr bin Umayyah Ad Dhomry t. Dalam pembicaraan itu, mereka sanggup membantu Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam dan berkata: “Kami akan bantu engkau wahai Abul Qosim[1], namun duduklah disini hingga kami penuhi kebutuhanmu.”

Saat Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam menunggu, ternyata mereka telah merencanakan pembunuhan atas Ar-Rasul, ‘Amr bin Jahsy terpilih untuk menimpakan (batu) penggiling gandum pada kepala Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam yang sedang duduk. Ar-Rasul mendapat wahyu, maka beliau  bangkit, dan memerintahkan shahabat untuk menyerang yahudi yang telah mengkhianati kesepakatan.

Kisah ini diriwayatkan Ibnu Hisyam dalam As-Sirah (3/267-268) dengan sanad mursal, akan tetapi dikuatkan dengan riwayat Musa bin ‘Uqbah sebagaimana disebutkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bary (15/202) dan Imam Al-Baihaqy dalam Dalail An Nubuwah (3/180-181) Wallahu a’lam.[2]

Yahudi adalah kaum yang penuh hasad. Mereka selalu menginginkan kehinaan dan kecelakaan bagi kaum mukminin dan berusaha menjauhkan dari Islam. Allah berfirman:

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran… Al-Baqarah : 109.

Allah juga berfirman:

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. Al-Baqarah : 120

Mereka memang telah pancangkan bendera perang, tetapi bendera itu tidak akan tegak dan berkibar, bendera yahudi akan segera   tumbang dan diinjak-injak tentara Allah sebagaimana ditunjukkan dalam kabar gembira Rasulullah saw:

عن أَبِي هُرَيْرَةَ tأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ r قَالَ : (( لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ : يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ ! إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ))

Dari Abu Hurairah t Rasulullah r bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi yahudi, dan membunuhi mereka, sampai ketika yahudi bersembunyi dibalik batu atau pohon, batu dan pohon berkata: “Wahai muslim, wahai abdullah, yahudi ada dibelakangku, kemari dan bunuhlah dia.” Kecuali pohon gharqad, (dia tidak berbicara) karena dia dari pohon yahudi.” (Al-Bukhari dalam Ash-Shahih, Kitab Al Jihad bab Qitalu-Al Yahud (6/103 no. 2767 – Fathul Bari), Muslim dalam Ash-Shahih (18/44-45 no.2922 – syarah An-Nawawy)]. Pertolongan Allah telah dekat, Insyaalalh.

Baca: Perang Bani Nadhir


[1] Abul Qasim adalah kunyah Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam. Kunyah adalah sebuatan yang diawali dengan Abu atau Ummu, biasanya dikaitkan dengan anak laki-laki tertua, sebagaimana putra Rasulullah tertua adalah Al-Qasim maka beliau dikenal dengan Abul Qasim.

[2] Kisah ini disebutkan oleh Syaikh Abdur Rahman Nashir As Sa’dy dalam Taisir Karimir Rahman, Tafsir Surat Al Hasyr.

About salafartikel

bismillah

Posted on Januari 12, 2012, in Aqidah and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar